Teori Pendidikan Vygotsky terhadap Kehidupan Sehari-hari

on Monday, March 24, 2014
Lev Vygotsky telah mengemukakan teori kognitifnya sebagai berikut:

1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diintrepretasikan secara developmental, biasa disebut dengan Kognitif-Developmental. Maksudnya disini keahlian kognitif anak bisa diamati dari perkembanganmya di lingkungannya. Jika diamati dari perkembangan kognitif saya, saya dapat berbahasa Inggris dan mengutak-atik komputer pada saat saya di Sekolah Dasar. Ini disebabkan karena saat saya masih kecil, saya dikelilingi anggota keluarga yang suka bermain komputer. Makanya saat itu juga saya diajarkan untuk mengoperasikan komputer, seperti bermain game dan menggunakan software paint. Karena komputer ini juga saya dapat mengerti bahasa Inggris.

2. Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk dikursus yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu aktivitas mental, biasa disebut dengan Kognitif-Verbal. Contohnya yaitu pada saat saya kecil, saya sering diikutkan dalam lomba menyanyi. Sebenarnya pada waktu kecil saya tidak tahu apakah suara saya merdu atau tidak, tetapi karena kata-kata motivasi dari orang tua dan keluarga saya, saya semangat untuk mengikuti lomba tersebut.

3. Kemampuan dan keahlian kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural, biasa disebut dengan Kognitif-Sosiokultural. Dalam keluarga saya, saya diajarkan bermain piano oleh Ibu saya dan saya diajarkan cara berhitung oleh Ayah saya. Yang saya alami ini dapat disebut sebagai salah satu contoh kognitif-sosiokultural.

oleh:
Yolanda Maranatha (13-080)
Kelompok 2

Technology is Educational? SURE!

on Thursday, March 13, 2014

Teknologi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Khususnya pada jaman sekarang ini, kita telah menggunakan teknologi untuk apa saja kebutuhan kita. Literally, APA SAJA. Mau makan burger? Pesan saja di websitenya McDonald's. Mau beli piringan hitam album Michael Jackson? Beli saja di Ebay. Mau bertatap muka dengan ibu yang sedang jalan-jalan di California? Gunakan Skype. Atau mau jalan-jalan juga di California? Gunakan Google Maps Street View (bukan, ini bukan promosi). Lihat, banyak kan kegunaannya? Bukan hanya untuk komunikasi dan hiburan saja, teknologi juga sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan, khusunya pendidikan pada masa anak-anak. Coba kita lihat.

1. Meningkatkan kemampuan dalam berbahasa, apakah itu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Spanyol, bahasa Meksiko, bahasa Swahili atau bahasa-bahasa yang lain. Waktu kecil saya diberi permainan komputer The Sims. Saya sama sekali tidak tahu kosa kata yang di dalamnya seperti 'bladder', 'comfort', 'environment', dan kosa kata lainnya. Tapi saya menjadi tahu setelah bermain game tersebut; bladder-nya menjadi hijau saat saya membuat sim saya pergi ke toilet dan comfort-nya menjadi hijau saat sim saya duduk di kursi. Saya menjadi tahu bahasa Inggris karena permainan ini.

Mood Bar yang ada di dalam The Sims.

Satu lagi contoh teknologi yang meningkatkan kemampuan untuk berbahasa yaitu acara TV berjudul Sesame Street. Ya, acara TV yang berisi boneka-boneka lucu berbicara ini membantu para penontonnya (umumnya anak-anak) untuk berbahasa. Acara TV ini memang dikhususkan untuk mengajar anak-anak berbagai hal dalam hal yang menyenangkan. Cara berhitung, cara membaca, nama-nama benda, cara bersosialisasi, dan lain sebagainya. Bahkan banyak juga episode dari Sesame Street yang mengajar anak-anak untuk bernyanyi.



2. Menggunakan komputer melatih koordinasi tangan dan mata. Misalnya dalam bermain game platformer seperti Mario Bros, Legend of Zelda, dan lain sebagainya. Di dalam permainan seperti ini pemainnya dituntut untuk menggunakan kelihaian tangannya dalam melompat, melawan musuh, berlari, dan aksi-aksi lainnya.

The classic Mario Bros. The Game
Legend of Zelda: salah satu action game yang terkenal.
3. Mendorong kecerdasan logika. Tanpa kita sadari, jika kita bermain suatu game kita telah mengasah kemampuan logika kita. Khususnya pada game yang menuntut kita untuk memecahkan masalah dan membantu seseorang di dalam game tersebut. Misalnya pada game Scribblenauts dan Pajama Sam.

Di dalam Scribblenauts, Anda akan diberi goal seperti contoh di atas.
Di dalam Scribblenauts, Anda akan diberikan sebuah buku catatan dimana nantinya Anda akan menggunakan buku tersebut untuk menuliskan kata atau benda apa saja untuk membantu seseorang. Misalnya untuk goal seperti yang di atas. Jika Anda menuliskan 'huge red axe' (kapak merah besar), kapak tersebut akan muncul dan dapat Anda gunakan untuk membantu orang tersebut. Tantangannya Anda membutuhkan logika untuk menemukan benda yang tepat yang dapat membantu.

Pajama Sam, yaitu game dimana seorang anak yang berusaha seperti idolanya, Pajama Man, pergi berpetualang melawan kegelapan (padahal Sam disini takut dengan gelap). Petualangannya berisi teka-teki dan beberapa masalah yang membutuhkan logika kita. Sam juga mengajarkan kepada anak-anak untuk tidak takut dengan gelap di akhirnya, karena kegelapan juga ternyata takut dengan manusia (ajaran yang menarik untuk anak-anak karena umumnya anak-anak takut dengan gelap).

Pajama Sam yang berlagak seperti Pajama Man, superhero idolanya.
Sam bertemu dengan Darkness, yang ternyata adalah seorang yang ramah.
Ternyata banyak juga kan manfaat dari teknologi ke dunia pendidikan. Khususnya untuk anak-anak, banyak juga kok game-game dan acara TV yang mendidik dan meningkatkan kecerdasan. Tetapi, menggunakan teknologi ini juga jangan terlalu berlebihan. Jangan sampai bermain game sampai lupa untuk mengerjakan tugas. Jangan kelamaan juga karena akan membuat mata menjadi lelah dan berefek ke mata minus. All kind of technology is good, if we have a limit to use it! ;)

The First Post?

on Sunday, March 2, 2014
Sebagai postingan pertama, saya hanya akan mempost sebuah quote dari Sigmund Freud, yang merupakan sebuah teori tetapi dapat dijadikan sebagai kata motivasi.


Oke. Dengan postingan pertama ini saya resmikan blog pribadi saya ini untuk mata kuliah Psikologi Pendidikan! *mercon*